imsitumeang

Kelas Menengah yang Bertumbuh

In Uncategorized on f 27, 11 at 10:55 am

Kompas, 19 Desember 2011, memberitakan kelas menengah yang bertumbuh di Indonesia akibat pertumbuhan ekonomi yang positif sejak tahun 2000. Konsumsinya menyumbang 70 persen dari pertumbuhan ekonomi. Tapi sejumlah pihak, termasuk pemerintah, tidak mengantisipasi potensinya.

Ekonomi Indonesia sempat mengalami pertumbuhan minus 13,13 persen setelah krisis tahun 1998. Tapi sejak tahun 2000, pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen yang, menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, menumbuhkan sekitar 9 juta kelas menengah baru setiap tahun.

Bank Dunia menyebutkan, 56,5 persen dari 237 juta populasi Indonesia terkategori kelas menengah yang membelanjakan uangnya 2-20 dollar AS (sekitar Rp 18.000-180.000) per hari. Jadi, sekitar 134 juta kelas menengah Indonesia.

Disebutkan, jumlah kelas menengah Indonesia bertambah 45 juta orang dari jumlah tahun 2003. Sementara, dari 134 juta kelas menengah versi Bank Dunia, sekitar 14 juta orang membelanjakan uangnya 6-20 dollar AS (Rp 54.000-180.000) per hari.

Bank Dunia juga mencatat, kelas menengah Indonesia membelanjakan uangnya fantastis. Belanja pakaian dan alas kaki tahun 2010 mencapai Rp 113,4 triliun, belanja barang rumah tangga dan jasa Rp 194,4 triliun, belanja di luar negeri Rp 59 triliun, dan biaya transportasi Rp 238,6 triliun.

Di antara jumlah tersebut, kelas menengah-menengah yang berpenghasilan 6-10 dollar AS per hari dan kelas menengah-atas yang berpenghasilan 10-20 dollar AS per hari mengalami pertumbuhan terbesar dibandingkan kelas menengah-bawah yang berpenghasilan 2-6 dollar AS.

Lembaga riset Inggris, Euromonitor, menyebutkan, tahun 2020 sekitar 60 persen penduduk Indonesia berpendapatan Rp 7,5 juta per bulan atau 10.000 dollar AS per tahun. Jadi, 8-9 juta warga Indonesia yang menjadi kelas menengah.

Belanja mereka menyumbang pertumbuhan ekonomi domestik (PDB). Artinya, konsumsi berkontribusi sangat besar dalam struktur perekonomian Indonesia, yakni sekitar 70 persen. Fenomena mereka berdampak multiplier. Misalnya, peningkatan permintaan tidak saja jasa penerbangan dan telekomunikasi, tapi juga otomotif.

Pengguna jasa penerbangan meningkat. Angka kepadatan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta per akhir bilan November 2011 menyebutkan, Januari-Oktober 2011 tercatat 41 juta penumpang memenuhi terminal Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Jumlah di atas kapasitas bandara yang hanya 18 juta penumpang.

Pengguna telepon seluler di Indonesia melebihi jumlah penduduk, yakni sekitar 280 juta pelanggan. Tahun 2010, sekitar 4 juta di antara mereka pengguna telepon pintar yang akan meningkat menjadi 16,3 juta pelanggan tahun 2014.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto dalam KOMPAS100 CEO Forum bertema “Perekonomian Indonesia 2012” kerjasama Harian Kompas dan PT BNI Tbk di Jakarta, Senin (12/12), mengakui terjadi peningkatan penjualan otomotif, baik kendaraan roda empat maupun sepeda motor.

Penjualan kendaraan roda empat tahun 2011 mencapai 880.000 unit, meningkat dari 764.710 unit tahun 2010. Penjualan sepeda motor tahun 2011 mencapai 8,1 juta unit, meningkat dari 7,372 juta unit tahun 2010. Penjualan optimistis meningkat tahun-tahun mendatang jika momentum pertumbuhan ekonomi terjaga.

Pertumbuhan kelas menengah di Indonesia masih mungkin. Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi sekitar 6,7 persen tahun 2012. Asumsi makro antara lain menyebutkan, setiap pertumbuhan ekonomi 1 persen menciptakan 450.000 lapangan kerja baru. Jadi, sekitar 30 juta orang bakal memperoleh pekerjaan.

Kenaikan penghasilan pegawai negeri sipil dan kartawan swasta terlihat dari simpanan masyarakat di perbankan yang melonjak. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tanggal 24 November 2011 menyebutkan, simpanan bank umum bulan Oktober 2011 mencapai Rp 2.625 triliun, menaik Rp 38,18 triliun dibandingkan bulan September 2011. Jumlah rekening juga mengalami pertumbuhan dari 100,324 juta rekening bulan September 2011 menjadi 100,681 juta rekening bulan Oktober 2011.

Kenaikan simpanan yang terbesar. Nominalnya di atas Rp 5 miliar, yakni Rp 23,22 triliun. Per akhir bulan Oktober 2011, total simpanan di atas Rp 5 miliar mencapai Rp 1.081 triliun atau 41,21 persen dari seluruh simpanan di bank.

Pertumbuhan kelas menengah menjadi backbone (tulang punggung) pertumbuhan ekonomi Indonesia masa super-cycle tahun 2025-2030. Berkat mereka, Indonesia menjadi perekonomian terbesar keenam. Kelas menengah terus mengalami pertumbuhan hingga periode tersebut.

Super-cycle merupakan periode perekonomian dunia mengalami pertumbuhan yang cepat sebagai dampak kombinasi beberapa faktor, misalnya teknologi dan sumberdaya alam. Dalam periode tersebut, Eric menyebutkan, ekonomi Indonesia bisa di bawah Amerika Serikat, India, Brasil, dan Jepang.

Kita seharusnya memanfaatkan momentum pertumbuhan kelas menengah sebagai potensi untuk merangsang investasi. Penulis buku laris Asia Hemisfer Baru Dunia, Kishore Mahbubani, menyebutkan, Indonesia sebagai negara yang pertumbuhannya bersama kebangkitan ekonomi Asia.

Hanya saja, berbagai pihak, termasuk pemerintah, tidak mengantisipasi pertumbuhan kelas menengah. Hatta mengemukakan, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan investasi di dalam negeri agar industri manufaktur di dalam negeri bergerak untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Yang terjadi, impor buahan-buahan dan sayuran Indonesia mencapai Rp 17,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri. Ironisnya, Indonesia juga mengimpor produk ikan dan garam. Belakangan, ratusan perusahaan waralaba asing mengincar pasar Indonesia.

Tinggalkan komentar