imsitumeang

Archive for Juni 27th, 2013|Daily archive page

“Pesta Rakyat” HUT Ke-486 DKI Jakarta

In Uncategorized on f 27, 13 at 10:30 am

“Kita sudah bikin rupa-rupa keceriaan pesta rakyat di antero pelosok ibukota nyang tujuannye ngebangkitin semanget warga buat mencintai dan pegang rol lebih aktif dalem pembangunan kita Jakarta.”

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi memberikan sambutan ketika apel upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-486 DKI Jakarta di Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas). Ia berbahasa Betawi tapi logat Jawa-nya masih terdengar kental. Meski membaca teks, ia masih terbata-bata. Tapi ia tetap bersemangat.

Jokowi bersama Wagub Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menghadiri apel upacara. Keduanya kompak mengenakan busana sadariyah, baju tradisional khas Betawi, warna hitam. Keduanya juga kompak memadukan bajunya dengan bawahan berwarna gelap. Di lokasi, istri Jokowi, Iriana, dan istri Ahok, Veronika, anggun mengenakan kebaya encim berwarna terang.

Kita mengapresiasi usahanya untuk mempelajari dan memahami budaya Betawi. Berbahasa Betawi ini baru pertama kali dalam pidatonya. Ada alasan ia berbahasa daerah. Selain belum pernah, momennya pun pas. Pidato Jokowi juga disisipi pantun, termasuk rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Sabtu, 22 Juni 2013, DKI Jakarta genap berusia 486 tahun. Peringatan HUT Jakarta berhias ornamen khas Betawi. Di kawasan Monas, misalnya, ondel-ondel dan kembang kelapa dari kertas krep warna-warni. Ada patung ondel-ondel di gedung Jokowi-Ahok berkantor. Serangkaian kegiatan HUT Jakarta dari pagi ke malam. Puncaknya di kawasan Monas. Pesta rakyat di sepanjang Jl MH Thamrin, termasuk Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Warga Jakarta tidak melewatkan kesempatan emas ini. Mereka beramai-ramai menyaksikan pesta rakyat bertajuk Malam Muda-Mudi, yang konsepnya mirip perayaan pergantian tahun 2012-2013, Jakarta Night Festival. Kemacetan merata. Warga Jakarta bermacet gila! 3 juta warga menikmatinya. Pesta rakyat diramaikan oleh karnaval dan panggung yang menyuguhkan berbagai macam hiburan, dari jazz, keroncong, ke rock ‘n roll. Ada juga panggung komedi.

Jokowi dan Ahok larut bersama ribuan warga Jakarta di Bundaran HI sekitar pukul 22.00 WIB. Keduanya berjalan kaki dari kawasan Monas dan disambut warga yang berkerumun. Situasinya berdesak-desakan. Sejumlah orang nekat menerobos barikade petugas untuk menyalami Jokowi dan Ahok. Para pengawal sempat kewalahan mengatasi “serbuan” warga. Meski lelah, baik Jokowi maupun Ahok tetap tersenyum. Keduanya menyambut antusias warga, dan menyalami balik. Keduanya bermandikan keringat.

Selama sebulan, sejak tanggal 2 Juni hingga 3 Juli 2013, Panitia Penyelenggara HUT ke-486 DKI Jakarta menggelar 17 kegiatan utama. Beberapa di antaranya ialah Pekan Raya Jakarta (PRJ), Jakarta Great Sale, Jakarta Night Festival (car free night), kejuaraan dunia golf, kejuaraan maraton (Jakarta 10K), dan Jakarnaval. Tanggal 29-30 Juni 2013, sandiwara musikal Betawi di kawasan Monas. Semua acara berkonsep hiburan budaya.

Ketua Harian Panitia Penyelenggara HUT ke-486 DKI Jakarta, Sylviana Murni, mengakui bahwa seluruh rangkaian kegiatan HUT Jakarta tahun ini ide orisinal Jokowi. Ia menyebut pesta rakyat ini hasil peran serta masyarakat karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminimalisasi penggunaan anggaran daerah.

Sylviana menjelaskan seluruh rangkaian kegiatan. Seusai apel upacara, Jokowi dan Ahok mengikuti rapat paripurna DPRD di Gedung DPRD DKI Jakarta yang dimulai pukul 09.00 WIB dan dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi. Petang hari, Jokowi bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan membuka “Monorail Exhibition” di sisi timur silang tenggara kawasan Monas.

Setelahnya, Gubernur menerima tamu-tamu asing dalam jamuan di Balaikota. Para tamu asing diajak dalam rombongan tumpeng raksasa dan 486 tumpeng kecil. Tumpeng-tumpeng dibawa oleh para perangkat satuan kerja, walikota, wakil walikota, bupati, wakil bupati, serta camat dan lurah.

Jokowi “menunggang” tumpeng raksasa setinggi 4,86 meter. Ia memotong dan membaginya kepada tokoh kehormatan. Warga yang menerima potongan tumpeng adalah istri mantan Gubernur DKI Jakarta Henk Ngantung, Hetty Eveline Ngantung, dan mantan Wakil Gubernur DKI Eddie Marzuki Nalapraya.

Tumpeng-tumpeng kecil dinikmati warga yang menghadiri perayaan. Setiap tumpeng kecil bersusun tiga. Pada tingkat kesatu terdapat enam bungkus makanan, tingkat kedua delapan bungkus, dan tingkat ketiga empat bungkus. Setiap bungkusan berisi nasi beserta lauk-pauk dan sendok.

Tumpeng diarak dari Balaikota ke Bundaran HI. Nah, saat diarak itu diiringi delapan genre musik di delapan panggung hiburan sepanjang jalan. Ada satu panggung hiburan utama. Semuanya menampilkan beragam jenis musik.

Satu lagi, Pekan Produk Kreatif Daerah (PPKD) 2013 di kawasan Monas, menyedot puluhan ribu pengunjung selama 3 hari. Acara tersebut digadang-gadang sebagai uji coba penataan ulang konsep PRJ yang semakin didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar, terlebih otomotif. Menjauhi konsep awal yang bertujuan untuk mengenalkan budaya Betawi. PPKD 2013 memang kurang promosi. Untungnya, media massa turut memberitakan sehingga kabar tersiar cepat dari mulut ke mulut.

Jokowi dan Ahok berhasil memanjakan warga Jakarta. HUT Jakarta benar-benar pesta rakyat. Pesta rakyat juga diupayakan ketika car free night dalam rangka gelaran Jakarta Night Festival menjelang perayaan Tahun Baru 2013, Senin (31 Desember 2012), karena 16 panggung hiburan disiapkan di sepanjang Jl Jenderal Sudirman – MH Thamrin untuk menghibur warga di malam pergantian tahun.

Hebatnya lagi, tak terpampang wajah Jokowi-Ahok yang mengucapkan selamat ulang tahun. Sama sekali tak terlihat baliho mereka di sudut-sudut Kota Jakarta. Di ruas-ruas protokol ibukota pun begitu. Tanpa baliho gubernur dan wakil gubernur itu. Juga di kawasan Bundaran HI yang kerap terpajang baliho besar bergambar pejabat. Biasanya kepala daerah dan wakilnya memanfaatkan momen hari ulang tahun daerah. Mereka berlomba-lomba memajang wajah. Tentunya bertema hari ulang tahun.

Kita patut mengapresiasi mereka. Gambar kepala daerah dan wakilnya mengucapkan selamat hari ulang tahun atau tema lainnya hanya mengganggu pemandangan kota. Jokowi-Ahok enggan menyosialisasikan hasil kerja mereka lewat baliho, tapi berbuat untuk Jakarta.

Perayaan hari ulang tahun tanpa baliho ini memang tidak lazim bagi warga Jakarta. Apalagi, HUT ini yang pertama kali dirayakan Jokowi-Ahok. Hanya film “JOKOWI” yang ditayangkan bioskop-bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 20 Juni 2013, menyambut hari HUT ke-52 Jokowi tanggal 21 Juni 2013, berbarengan dengan perayaan HUT Jakarta.

Di usia Jakarta yang ke-486 tahun, Jokowi mengaku masih banyak pekerjaan rumah yang belum kelar. Terlebih ia dan Ahaok baru delapan bulan memimpin Jakarta. Tapi mereka ingin Jakarta terus maju mengimbangi kota kota lain di dunia. 10-20 tahun ke depan, lingkungan Jakarta bisa menyamai standar dunia.

Usai pesta rakyat ini, Jokowi-Ahok akan berbuat lebih banyak untuk menyelesaikan tumpukan persoalan di Jakarta. Mulai dari macet, banjir, hingga ke perbaikan sarana dan prasarana ibu kota, termasuk kesejahteraan warganya.

Selamat merayakan HUT ke-486!